Karena Kita Pecinta Quran



Sayup suara lirih terdengar, memecah kesunyian pagi diantara riuh suara jangkrik yang bersahutan. Angin berhembus kencang, cahaya lampu temaram menerangi setiap huruf kecil dalam untaian kata-kata mutiara al-quran.
Kulihat wajah satu persatu wajah mereka. Ada yang bersemangat, ada yang tengah berusaha melawan kantuknya, dan ada pula yang tertidur pulas diantara tembok asrama. Wajah kucel, menahan kantuk yang teramat dengan mencoba berkonsentrasi menghafal setiap huruf al-quran.
“ustadzah, aku capek. ayat ini susah sekali untuk dihafal” katanya mengadu kepadaku. wajahnya nampak sedih.
“sabar, insyaallah kamu pasti bisa” kataku berusaha menguatkannya.
“memang menghafal itu ada pasang surutnya. ada kalanya kita menemui ayat yang mudah dihafal dan ada kalanya kita menemui ayat yang menurut kita itu sulit untuk dihafal. tetapi itu bukan berarti kita tidak bisa menghafalnya”
Iapun perlahan mundur dari dekatku dan mencoba untuk menghafal kembali. Sementara aku masih dalam posisiku yang semula. duduk bersila dengan al-quran ditanganku, mengamati mereka satu persatu, sambil sesekali memanfaatkan waktu untuk menambah atau memurojaah hafalanku.
Dalam diam aku terus berpikir, bagaimana mereka bisa terbiasa untuk menghafal? Aah... semoga perkiraanku ini salah, bahwa ada wajah wajah jenuh dalam hati mereka. Kejenuhan yang memuncak, bak sebongkah gunung es yang siap melebur kapan saja dan menenggelamkan setiap niat indah yang telah terukir.
Aku sadari, sehari tiga kali kita berkumpul untuk menghafal atau memurojaah hafalan bukanlah hal yang amat menyenangkan. Ada kalanya rasa kantuk menyergah diantara waktu fajar, ada kalanya rasa boring dan malas karena tengah asyik bermain dan ada kalanya rasa lelah menyerang setelah seharian kita  beraktifitas disekolah. dan berbagai rasa lainnya yang terkadang membunuh segala niat suci.
“ustadzah, aku mau setoran” kali ini wajah lusuh nun sayu, membuyarkan lamunanku.
“eh, iya. ayo” kataku gagap sambil memposisikan diri menyimak hafalannya.
Pelan, lirih, dan sesekali terbata... namun terasa indah dan merdu. Matanya kesana kemari tanda sedang berusaha mengingat hafalannya.
Selang beberapa menit usai menyimak hafalannya aku kembali terpaku dalam lamunanku. Akankah selamanya seperti ini? Sampai kapan kalian akan terkukung dengan halaqoh ini? Sampai kapan? pertanyaan yang seolah tiada pernah terjawab.
Aah... Anak-anakku...
Kita disini bukanlah sekedar rutinitas.... Kita disini bukan sekedar berkumpul untuk menggugurkan kewajiban kita. Kita disini bukan hanya sekedar menghafal dan berlalu pergi begitu saja. pagi siang sore kita bertatap muka tanpa menyiratkan makna. apa memang seperti ini?
Kita berkumpul disini karena kerinduan kita pada al-quran. Rindu untuk bermujahadah dengan al-quran,, rindu untuk berdialog dengan Allah. karena al-quran adalah kalamullah maka membacanya seolah kita sedang berinteraksi dengan Allah. Rindu untuk menuai kebaikan melalui al-quran. yakinlah, bahwa setiap satu huruf yang kita baca akan bernilai puluhan kebaikan. dan itu dikalikan sekian banyak huruf yang kita baca dan kita hafal.
karena kita semua adalah para pecinta al-quran... Yang akan selalu rindu untuk bermujahadah dengan al-quran... Kitalah para pejuang quran, yang akan berjuang untuk membumikan ayat-ayatnya diseluruh penjuru bumi ini... Kitalah generasi qurani... :)
Ukhibbukun Fillah....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bintang dan Langit

Engkaulah Murobbiku

Jilbab...