Bintang dan Langit



matahari semakin merangkak naik, menemui peraduannya. bintang gemintang begemerlap menghiasi langit malam. kutatap dalam-dalam, dalam angan yang membumbung. kata bung karno “bercita-citalah setinggi langit. jika kau terjatuh nanti, setidaknya kau akan jatuh diatas bintang-bintang”
namun, kali ini anganku bukan bintang-bintang kecil itu. tapi tentang sosok yang telah mengisi hari-hariku. yang telah memberikan sejuta arti bagi kehidupanku. memberikan pelajaran bagiku, dengan penuh ketulusan dan cinta. kehadirannya, adalah cahaya bagiku.
aah.... bintang, kenapa mata ini sulit terpejam? padahal sebentar lagi sang fajar akan turun, cahaya rembulan perlahan akan sirna, dan kau bintang, dirimu juga akan menghilang bersama datangnya cahaya sang mentari pagi.
bintang, sebelum dirimu berlalu meninggalkanku, izinkan akau untuk bercerita padamu. tentang sosok manusia yang aku sebut tadi. aku ingin engkau tahu, agar kelak jika engkau bertemu dengannya, engkau akan menyampaikan pesanku ini padanya.
sosok itu berjalan tegap kearah kami. menyapaku dengan senyum manisnya. dia bukan sosok yang anggun seperti yang aku kira, dialah sosok wanita maskulin. dan aku tahu bintang, ternyata dibalik sosok maskulinnya itu, dia terlalu rapuh!
dia sosok yang cengeng, dan sangat tertutup. dibalik sosoknya yang sok tegar, tersenyum kesana kemari ada luka dalam dirinya. namun sayang bintang, aku tak mampu memahaminya. aku, hanyalah kawan pengecut yang mampu tersenyum diatas tangisannya. aku, aku tak mampu memahami perasaannya bintang!!!
kali ini, jari jemariku seolah berhenti bintang. tak dapat kulukiskan bagaimana kebersamaan kami. terlalu banyak kenangan yang telah terukir bersamanya. masa-masa awal perjuangan kami.
ada tawa, ada tangis, ada canda, ada nasehat, ada duka. semuanya terukir jelas dalam memori ingatanku bintang, dan aku tak mampu lagi untuk melukiskannya. karena semua itu bak kamuflase pelangi, indah namun ia akan sirnah seiring datangnya terik matahari.
bintang, dialah sosok yang selalu memotivasi dibalik kerapuhannku. pundaknya selalu ada untuk menampung segala beban yang aku rasakan. dialah sosok penyemangat, sosok penghibur dikala duka melanda, sosok yang mampu memahamiku.
namun, kehidupan akan selalu berputar, bintang. hidup itu seperti roda, yang pada saatnya ia akan kembali pada titik dimana ia berpijak. hanya waktu yang akan menentukan kapan ia akan berada dititik itu. dan hari itu, aku telah memutuskan untuk berpindah dari satu titik menuju kehidupanku yang baru.
seandainya engkau tahu bintang, sangat berat untuk memutuskan hal ini. aku harus berpikir matang, dan bertanya kesana kemari. karena ini bukan sekedar tentang angan dan cita-cita belaka. ini tentang roda kehidupan, dimana pada saatnya aku akan berpindah dari satu titik ketitik yang lain.
mungkin, keputusan ini terlalu egois bintang! aku seolah telah melupakan semua yang telah terjadi. tapi, itu bukan berarti aku akan meninggalkannya bintang. aku masih sangat menyayanginya, layaknya aku menyayangi diriku sendiri. aku yakin, suatu saat nanti dia juga akan mengalami posisi yang sama sepertiku, berpindah dari satu titik ketitik yang lain.
bintang, lewat ceritaku ini, tolong sampaikan maafku padanya. terlalu banyak kenangan pahit yang telah hinggap dalam kehidupannya. aku, sungguh aku ingin minta maaf padanya...
aku sangat menyayanginya bintang. kepergianku bukan berarti aku telah meninggalkannya sendiri, tapi aku juga ingin dia juga mengepakkan sayapnya setinggi langit, terbang mengelilingi angkasa dan hinggap dimana ia suka. karena aku tahu, ada bintang-bintang yang bersinar dalam dirinya. yang akan membuatnya bersinar dan menghiasi langit malam...
bintang, dulu ia pernah bercerita kepadaku bahwa ia ingin menjadi bintang sepertimu sedang aku? aku hanya ingin menjadi langit yang akan menyelimuti bumi. ia menganggap bintang sepertimu indah, pancaran sinarnya mampu menghalau segala duka yang ada, ia tinggi namun ia tetap rendah hati, ia kecil namun mampu menebar sejuta pesona....
itulah ceritaku tentang sosok itu bintang, aku berharap meski aku sudah tak bisa membersamai harinya, kita masih bisa saling bertegur sapa walau hanya dalam doa. karena bintang dan langit, sungguh sangat dekat ikatannya meski tak pernah bersatu. meski berbeda unsur dan karakternya. aku, bintang dan langit....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Engkaulah Murobbiku

Jilbab...