Postingan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata dan Memeriksakan Mata Sejak Dini

Gambar
  Suara tilawah bersahutan. Riuh reda suara anak-anak melantunkan tilawah, mencoba mengingat dan menghafalkan ayat demi ayat al qur'an. Kupandangi satu persatu dari mereka, 'deg!' pandanganku tertuju pada satu anak, yang sedang mengucek-ucek matanya. Nurfit Namanya, dia seorang piatu yang punya cita-cita untuk menjadi hafidzah.             "nurfit kenapa? Ngantuk ya?" tanyaku mendekatinya.             "ndak apa-apa ustadzah" jawabnya sekenanya.             "terus kenapa mengucek-ucek mata seperti itu? Matanya sakit?" tanyaku lagi.             "anu ustadzah, itu ndak kelihatan. Agak buram kalau dipakai melihat"             Aku terdiam sejenak, tiba-tiba ingatanku kembali ke masa kecilku, dimana aku ...

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Penglihatan Kita ; Yuk Terapkan Pola Hidup Sehat Untuk Menjaga Penglihatan Kita

Gambar
  Belasan tahun menggunakan kacamata, saya merasakan betul bagaimana indahnya karunia Allah yang berupa mata. Kadang saya sengaja melepas kacamata, berhenti sejenak mengambil jeda diantara pemandangan hijau sekitar, sambil menarik nafas sejenak dan berkata 'indahnya hidup tanpa kacamata'. Tapi itulah takdir Allah yang harus saya terima. Mungkin seumur hidup saya akan menggunakan kacamata, kecuali jika Allah berikan takdir lain, misalkan Allah mampukan saya untuk melakukan eylasic yang bisa dilakukan NLC   ( untuk detailnya bisa cek di https://nationallasikcenter.id/lasic yaa) aamiin.. ya Allah. Saya lantas mencari tahu, sebenarnya apa sih yang menyebabkan minus saya terus bertambah? Dari pertama kali periksa 17 tahun lalu yang hanya minus 1,5 dan 1,75 sekarang menjadi minus 5 dan silliner 3,5. Karena selama ini ayah selalu bilang, jangan dekat-dekat kalau lihat TV nanti matanya rabun. Nah, Menurut Gerry D. Gray dalam bukunya Rasulullah Is My Doctor beliau mengatakan b...

Aku, Kamu dan FLP : Dialog Hati di Sudut Terminal

Gambar
Malam semakin beranjak. Jam hampir menunjukkan pukul 22.00. Aku mengekor di belakang Chairi terus berjalan menuju arah pintu keluar terminal. Kami menunggu di pintu belakang, di mana bus lalu lalang siap mengantar para penumpang ketempat tujuan di luar kota. Hawa dingin semakin menusuk. Jaket FLP yang kukenakan tak mampu menahan hembusan angin yang menerpa. Kami duduk di warung persis di simpang pintu masuk. Aku mencoba memesan sebuah minuman instan jahe hangat untuk sekedar membasahi tenggorokanku yang mulai mengering. “Jam segini Tapi aku masih kelayapan di terminal” kataku dalam hati. “kalau di rumah, bisa jadi aku sudah tenggelam bersama mimpi, melepas lelah yang masih hinggap selepas kemah ukhuwah kemaren” “tapi...” Kuseruput minuman pesananku yang sengaja aku tuangkan di lepek, berharap uap panasnya segera hilang... “aku tak mau kehilangan setiap moment kebersarmaan bersama teman teman. Lagian ini adalah salah satu moment penting dalam sejarah FLP Jawa...