baju lebaranku :D
Pukul 17.00 usai belajar mengaji bareng
mas Dhika motorku melesat cepat meninggalkan perumahan Darul Aisyah. Melewati
sepanjang jalanan GKB (Gresik Kota Baru) yang semkin padat merayap. Aku
melewati jalan pintas, hingga akhirnya aku berhasil keluar dari kemacetan.
Semakin sore, semakin mendekati adzan
namun jalanan semakin ramai. Terutama dijalan menuju masjid Nurul Jannah Petro.
Maklum disana disediakan takjil gratis. Tapi sorry yaa, kali ini aku tak
bermaksud jadi PPTG alias para pencari takjil gratis J sehingga motorku terus melaju,
menyelinap diantara deretan pengendara yang berpacu dengan waktu.
Motorku akhirnya putar balik didepan
Ramayana, salah satu pusat perbelanjaan di kota Gresik tercinta. Cukup ramai,
parkir motor hampir penuh. Dan aku akhirnya mencari tempat parkir di ujung agar
mudah mengeluarkannya kembali.
Sungguh ironi melihat pemandangan
didepan mata ini. Mendekati sepuluh hari terakhir seharusnya semua berlomba
untuk semakin menambah amal ibadah, namun yang terjadi justru sebaliknya. Mall,
supermarket, dan pasar-pasar justru penuh dengan lautan manusia yang sibuk
memilih dan memilah baju lebaran beserta pernak perniknya (salah satunya diriku
juga ikut menuh-menuhin... haha)
Pilih di pilih, dari mulai deretan
sepatu sandal, keliling berkali-kali. Tapi tak jua kutemukan sendal ataupun
sepatu yang kucari. Akhirnya kuputuskan untuk menuju deretan pakaian yang
berjejer tak karuan di area bawah.
“yup! ini saja” kataku pada salah
satu SPG, sambil memberikan sebuah baju berwarna abu-abu muda kalem, dengan
model yang menurutku lumayan cakep. Maklum, lebaran besok aku pengen terlihat
berbeda, agak gaul tapi tetep kalem (haha.. Padahal aslinya petakilan banget).
“mbak, apa ga dicoba dulu?” Tanya
mbak SPG nya.
“ga usah mbak” Kataku polos. Mbak
tadi agak heran denganku. Tapi dasar, aku emang cuek. sekali suka sama suatu
barang ya, begitulah kagak pernah pikir panjang.
Setelah mendapatkan sepasang baju dan
rok soft jeans pilihan, akhirnya motorku bertolak menuju rumah di desa
seberang. Cukup lama, 45 menit untuk sampai rumah, dengan jalanan yang cukup
gelap dan masih terbilang rawan begal.
Bismillah, Allah bersamaku J
Sampai dirumah, ayah sudah
harap-harap cemas menungguku. Namun, lagi-lagi aku cuek dan masuk kamar setelah
mencium tangan ayah.
“cantik ya” Kataku sambil
senyum-senyum sendiri di depan kaca lemari kamarku.
“baju ini cantik. Pasti ibu suka dan
pasti lebaran nanti tambah pedhe ketemu sanak saudara”
Setelah agak lama didepan kaca, aku
keluar dari kamar. Kebetulan ibu sedang bersiap untuk keluar.
“ibu, bajuku cantik kan?” Kataku
bangga karena bisa memilih pakaian dengan warna kalem. tapi tetep cantik.
“aaah.. bagusan yang kemaren” Kata
ibu yang langsung membuatku kecewa.
“eh, kok kayak ibu hamil ya bajunya”
Kata ibu lagi.
Aku terdiam, dan langsung masuk
kedalam untuk ngaca.
“emang apa bener ya kayak ibu hamil?”
“emang baju ibu hamil kayak apa?”
“tapi ah, dasar ibu aja yang ga suka
dengan baju yang aku beli. yang penting kan aku nyaman” Kataku sendiri sambil
ngaca.
Kulipat baju itu dan siap untuk
kumasukkan kedalam al-mari.
“eits!!! ini gambar apa?” Kataku saat
kulihat label baju itu.
Kuamati dalam-dalam gambar labelnya.
“kok seperti gambar ibu hamil ya?” Pikirku
sambil terus mengamati label itu dengan tulisan materniti di bawahnya.
“huahahaha” Tawaku meledak.
Baru ngeh, ternyata baju yang barusan
kubeli itu adalah baju ibu hamil. Bagaimana bisa? nikah saja belum apa lagi
hamil?. Pantas saja, mbak SPG tadi ragu kalau aku mau beli baju itu.
Aku lantas menceritakan kronologinya pada ibu, dan kami
berduapun tertawa bareng. Ya elllaaaah, niat mau pakai baju yang kalem, cerah,
biar ga malu pas ketemu sanak sodara nanti, eh ini mah bakal malu-maluin kalau
dipake. Boro-boro mau tampil pedhe, eh ujung-ujungnya nanti bakal dapat tanda
tanya besar “kapan nikahnya? Kok udah hamil?” Hahaha
Komentar
Posting Komentar