Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Engkaulah Murobbiku

Gambar
ahad, 14 mei 2017 “Assalamualaykum” “Wa alaikum salam” “Bapak” “Iya nduk” “Nduk?” kataku bertanya tanya. Seolah tak percaya dengan balasan WA beliau. Entahlah.. Ada kegalauan yang memuncak mana kala teringat satu bulan lagi beliau akan pergi meninggalkan kami. Aku tak bisa membendung perasaanku bahwa aku sangat kehilangan sosok seperti beliau. “Ustadz, kapan kapan kalau ada waktu bolehkah saya ngobrol sama ustadz?” “Boleh” Hari senin yang ku tunggu (15 mei 17). Ternyata bapak Hasan datang bersama Hilvi putri sulung beliau. Gadis cantik, kelas 4 SD ini terlihat lebih tinggi, terakhir kita ketemu setahun yang lalu saat dia masih kelas 3 SD. Jarinya lentik, kulitnya putih dan cara berjalannya persis seperti bapak Hasan. Senang rasanya karena akhirnya aku juga bisa bermain dengan Hilvi, bercanda, murojaah dan ngisengin anak ini. Meskipun ini juga tak bisa menghilangkan kesedihanku. Tapi cukup menghiburku! selasa, 16 mei 17 “Nanti ya Nur” kata bapak...

Kereta Yang Membawaku Pulang

Gambar
Jam menunjukan pukul 08.00 aku sudah brsiap dengan ranselku untuk pulang ke kampung halaman di kota pudak. Saat itu aku masih duduk di semester 3, masih lugu lugunya dan belum menguasai jalanan kota yogya. Mengandalkan arahan dari beberapa mbak kostku, aku nekat pulang naik kereta. Seumur umur, ini kali pertama aku mudik dengan menggunakan kereta. Biasanya kalau tidak naik sumber kencono ya bus mira. Dari kost aku berjalan menuju halte trans di depan gedung mandala wanitatama. Setelah sampai di halte dekat stasiun lempuyangan, aku oper bus dan turun di dekat stasiun. Sebenarnya jarak stasiun dengan kost tidak begitu jauh, hanya 15 menit dengan menggunakan sepeda onthel. Tapi karena naik bus, jaraknya jadi tambah jauh karena jalannya muter. setelah turun dari bus, aku segera berlari menuju stasiun, mengejar jadwal kereta. Takut ketinggalan. Sampai di stasiun lempuyangan, aku segera masuk mencari loket kereta. Terlihat beberapa orang sudah antre. Dengan harga 23 ribu, tiket k...

Pulanglah Jika itu Membuat Orang Tuamu Bahagia

Gambar
Indahnya sawah di tepi sungai Bersenda gurau di tepian pematang Kicauan burung ikut meramaikannya Suasana indah diwaktu petang Ayah bunda kita menunggu Menanti kita pulang kerumah Kita datang dengan segudang ilmu pulang Diharapkan dengan menjadi orang berguna (nasyid ‘nida – gontor – rindu pulang) “mbak” tiba tiba sebuah whatsapp masuk. Kulihat pengirim whatsapp , no nya belum tersimpan. Tapi dari bahasanya sepertinya kenal. Ealah... Si adek ternyata “apa” balasku “aku kirimin uang ya. Aku ga dapat jatah makan sore ini. Teman teman pada pulang semua” balasnya lagi “kenapa ga pulang?” “males mbak” Deuh nih anak. Kok ada ya? Semuanya pada pengen pulang kerumah, sementara dia malah ga mau pulang. “ masyaallah , penuhi hak orang tua selagi masih bisa” balasku kesal. Tak ada balasan lagi... Aku jadi ingat, seminggu sebelumnya ibu sudah menanyakan “adek pulang ga mbak?”. begitu sampai beberapa hari menjelang hari jumat, ibu selalu tanya apakah adek pulang apa tidak. ...