Merangkai Asa dalam Sebuah Kompitisi
Kulihat garis wajah yang semakin menua. Kuamati dalam-dalam wajah beliau dalam memori ingatanku. gurat-gurat dikeningnya semakin memperjelas wajah keriputnya. Rambut putih menghiasi hampir seluruh bagian kepalanya. Jiwa muda yang dulu yang energik, perlahan menua. Kini, 15 tahun telah berlalu sejak wisudah akhirus sanah dilaksanakan. Namun kulihat semangat beliau untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia tak pernah pudar. Beliau tetaplah guruku yang mengajar ditempat ketika aku belajar memebaca dan menulis dibangku S ekolah Dasar dahulu. Mungkin dulu aku hanyalah gadis kecil yang tak mengerti apapun. Namun goresan tinta beliau dalam memori ingatanku telah menjadikanku sanggup berdiri didepan kelas. Memberikan secercah pengetahuan kepada murid-muridku. Karena kini aku telah menjadi seorang guru! Yaaah, seorang guru seperti beliau yang telah mengajarkanku akan arti sebuah kehidupan. Bahwa roda kehidupan akan terus berputar.Waktu akan terus berjalan, silih bergant...